Senin, 01 Maret 2010


Konflik

Sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) mata kuliah Ilmu Sosil Dasar Bab Manusia dan penderitaan blog ini berisi mengenai Konflik. Primodialisme, etnosentrisme, politik aliran dan konsolidasi bisa mendorong terjadinya konflik dalm masyarakat.

Etimologi

Kata "konflik" berasal dari bahasa latin Configere yang artinya saling memukul, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia "konflik" berarti percekcokan, perselisihan atau pertentangan secara sederhana konflik merujuk pada adnya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras dan bertentangan, secara sosiologis konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih yang berysaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau memuatnya tidak berdaya.

Faktor-faktor penyebab konflik

Perbedaan antar individu setiap manusia tentu memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda satu dengan lainnya.
Perbedaan kebudayaan kepribadian seseorang sedikit banyak dibentuk oleh kelompoknya.
Perbedaan kepentingan setiap individu atau kelompok tentu memilki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu kepetingan itu dapat menyangut kepentingan politik, ekonomi, social dan budaya.
Perubahan social sebagai contoh adalah konflik antara kaum tua dan kaum muda
Betuk-bentuk konflik menurut Lewis A Coser :

  1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan –tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
  2. Konflik nonrealistic adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujaun persaingan yang antargonistis(berlawanan), meainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu meredakan ketegangan, dalam masyarakat tradisional pembalasan dendam lewat ilmu gaib merupakan bentuk konflik non realistic.

Dampak sebuah konflik.

  1. Segi positif: konflik dapat memperjelas aspek-aspek ehidupan yang belum jelas, konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai serta hubungan social dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok, konflik meningkatkan solidaritas sesame anggota.
  2. Segi negative:eretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok, kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa,berubahnya kepribadian para individu dan munculnya dominasi kelompok pemenang atas kkelompokyang kalah.

Cara pengendalian konflik
Ada 3 syarat agar sebuah konflik tidak berakhir dengan kekerasan:

  1. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari akan adanya situasi konfllik diantara mereka.
  2. Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin bisa dilakukan apabila berbagai kekuatan soaial yang saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas.
  3. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut harus mematuhi aturan main terentu yang telah disepakati bersama.

Secara umum ada 3 macam bentuk pengendalian konflik sosial yaitu:

  1. konsiliasi bentuk pengendalian seperti ini dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi pengambilan keputusan yang adil diantara pihak-pihak yang bertikai.
  2. Mediasi pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ke tiga sebagai mediator.
  3. Arbitasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar